Hai, postingan sebelumnya saya sempat menulis jika sedang dalam kondisi lelah menikmati sebuah karya dan ingin mencoba untuk membuat suatu karya, tetapi sayangnya sebuah semangat sesaat saja ternyata tidaklah cukup. Konsistensi haruslah menjadi salah satu kunci terbesar jika ingin membuat suatu karya, dan ternyata saya belum menemukan konsistensi saya tersebut. Kilas balik cerita saya sebelumnya hingga sempat merasa di posisi "lelah menjadi penikmat karya" adalah ketika sedang dalam drama per-skripsian yang terhambat dikarenakan selama pandemi corona ini segala metode bimbingan dilakukan secara online dan tidak bisa dengan tatap muka oleh dosen pembimbing.
Selama bimbingan dilakukan secara online, terkadang waktu yang dibutuhkan untuk menunggu hasil revisian skripsi bisa satu hingga tiga minggu, dan di posisi menunggu revisian tersebut saya lebih sering menghabiskan waktu hanya dengan bermain sosial media. Melihat karya-karya dari para influencer yang menghiasi halaman awal setiap media sosial yang saya akses, maka dari situlah awal mulanya merasakan lelahnya hanya dapat menikmati apa yang mereka buat dan bagikan di sosial media tersebut, maka saya mencoba untuk membuat suatu karya lalu saya bagikan di sosial media tanpa menghiraukan bagaimana beberapa orang menilai apa yang saya buat tersebut, terkecuali jika tanggapan yang bersifat saran dan masukan untuk saya.
Tetapi kembali pada paragraf pertama tulisan ini, saya belumlah mendapatkan konsistensi dari apa yang ingin saya buat untuk dapat menjadi sebuah karya. Lebih tepatnya saya merasa jika inilah tahapan "mencari" sesuatu yang nantinya dapat disadari bahwa apa yang saya lakukan tersebut ternyata dapat beriringan dengan "KONSISTENSI" dalam prosesnya. Maka saya untuk saat ini memutuskan untuk kembali menikmati karya-karya para "influencer" dengan catatan "SECUKUPNYA" ketika melakukan aksesnya.