Sunday, October 18, 2020

KEMBALI MENIKMATI SECUKUPNYA


    Hai, postingan sebelumnya saya sempat menulis jika sedang dalam kondisi lelah menikmati sebuah karya dan ingin mencoba untuk membuat suatu karya, tetapi sayangnya sebuah semangat sesaat saja ternyata tidaklah cukup. Konsistensi haruslah menjadi salah satu kunci terbesar jika ingin membuat suatu karya, dan ternyata saya belum menemukan konsistensi saya tersebut.  Kilas balik cerita saya sebelumnya hingga sempat merasa di posisi "lelah menjadi penikmat karya" adalah ketika sedang dalam drama per-skripsian yang terhambat dikarenakan selama pandemi corona ini segala metode bimbingan dilakukan secara online dan tidak bisa dengan tatap muka oleh dosen pembimbing.

    Selama bimbingan dilakukan secara online, terkadang waktu yang dibutuhkan untuk menunggu hasil revisian skripsi bisa satu hingga tiga minggu, dan di posisi menunggu revisian tersebut saya lebih sering menghabiskan waktu hanya dengan bermain sosial media. Melihat karya-karya dari para influencer yang menghiasi halaman awal setiap media sosial yang saya akses, maka dari situlah awal mulanya merasakan lelahnya hanya dapat menikmati apa yang mereka buat dan bagikan di sosial media tersebut, maka saya mencoba untuk membuat suatu karya lalu saya bagikan di sosial media tanpa menghiraukan bagaimana beberapa orang menilai apa yang saya buat tersebut, terkecuali jika tanggapan yang bersifat saran dan masukan untuk saya.

    Tetapi kembali pada paragraf pertama tulisan ini, saya belumlah mendapatkan konsistensi dari apa yang ingin saya buat untuk dapat menjadi sebuah karya. Lebih tepatnya saya merasa jika inilah tahapan "mencari" sesuatu yang nantinya dapat disadari bahwa apa yang saya lakukan tersebut ternyata dapat beriringan dengan "KONSISTENSI" dalam prosesnya. Maka saya untuk saat ini memutuskan untuk kembali menikmati karya-karya para "influencer" dengan catatan "SECUKUPNYA" ketika melakukan aksesnya.

Friday, July 17, 2020

LELAH JADI PENIKMAT KARYA




    Hai, sudah berapa lama waktu yang teman-teman habiskan untuk menikmati karya dari beberapa orang di dunia maya dalam sehari ? satu sampai dua jam kah ? atau lima jam ? atau bahkan seharian hanya sebagai penikmat dari karya-karya tersebut ? 

    Sebenarnya benar atau salahnya hal tersebut kembali ke diri kita masing-masing, jika kita menikmati hal tersebut bisa dibilang itu bukan menjadi sebuah kesalahn, tetapi jika dalam kita menikmati sebuah karya dan kita menjadi merasa ada hal yang mengganjal dari dalam diri kita, mungkin aku bisa berpendapat jika kita sedang mengalami keresahan.  Kenapa keresahan ? karena keresahan itu bisa timbul jika diri kita merasakan ada sesuatu yang aneh atau bisa dikatakan ada sesuatu yang mengganjal dari diri kita, tapi kita belum mengetahui hal yang menggajal di diri kita ini apa.

    Saya termasuk orang yang resah karena hampir bisa seharian penuh menghabiskan waktu hanya untuk menjadi penikmat karya yang ada di media sosial, aku kadang tanya ke diri sendiri 

        "ini aku ngabisin waktu lama-lama buat jadi penikmat karya apa ya untungnya selain cuma buat kill the             time, dan kapan ya aku bisa jadi pembuat karya, yang karya itu bisa di akses oleh penikmat karya juga"

    Dannn akhirnya aku memutuskan untuk mencoba membuat beberapa karya, ya walaupun mungkin karya yang aku buat ini belum begitu banyak yang melihatnya, tetapi setidaknya aku bisa lebih menggunakan waktu untuk membuat sesuatu, jadi bisa aku bilang ada hasil dari apa yang aku lakukan seharian.

Inilah beberapa hal yang coba aku buat di media sosial selama waktu luang ini,

Tuesday, June 9, 2020

SEMARAK BERPUISI



Hai, memutar kembali ingatan sebelum tanggal 11 November 2018 ketika saya ikut berpartisipasi menjadi bagian dari kepanitian acara ukm kampus teater timbang dengan tajuk acara "Semarak Berpuisi", acara ini merupakan lomba cipta dan baca puisi untuk tingkat SMP se-Banyumas. Semarak Berpuisi ini merupakan proker terbaru dari ukm teater timbang, dan merupakan program kerja yang berbeda dari sebelum-sebelumnya dan menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten Banyumas dalam pelaksanaan acara ini. Saya dalam acara ini diberi amanah untuk menjadi staff  dari bidang Publikasi dan Dokumentasi, tugas saya dan teman-teman dari bidang Publikasi dan Dokumentasi dalam pra acara adalah mempersiapkan segala bentuk pamflet di sosial media yang nantinya akan di publikasikan di akun media sosial dari teater timbang dan di akun-akun dari anggota kepanitaan lainnya, setelah membuat pamflet media sosial kami melanjutkan ke tahap pembuatan poster yang akan dibagikan untuk SMP yang ada di Banyumas, dua hal ini digunakan sebagai bahan dari kami untuk melakukan publikasi. Dekorasi acara ini kami menggunakan banner berukuran 5 meter x 5 meter, selain itu banner ini kami buat untuk nantinya dapat digunakan juga sebagai photo booth, pertimbangan kami hanya menggunakan banner dalam dekorasinya dikarenakan acara ini berlokasi di Pendopo Bupati Kabupaten Banyumas, jadi kami rasa dekorasi awal dari pendopo tersebut sudah cukup menarik kami hanya perlu mengatur penempatan apa yang sudah ada di pendopo tersebut agar dapat menjadi lebih tertata rapi dan menarik, seperti dalam penempatan tanaman. Hari pelaksanaan acara di tanggal 11 November 2018, tugas dari kami bidang Publikasi dan Dokumentasai adalah melakukan dokumentasi pada setiap peserta dan dokumentasi jalannya acara. Ini beberapa foto dari berjalannya acara "Semarak Berpuisi Cipta dan Baca Tingkat SMP Se-Banyumas" :


Monday, June 8, 2020

Teater Timbang Pentas "MBUH"





Hai, mau sedikit berbagi cerita pengalaman pertama kali berproses di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater di Fakultas Hukum Unsoed. Saya pada tahun 2016 resmi menjadi mahasiswa baru di Unsoed, dan UKM yang saya pilih untuk menambah ilmu dan pengalaman saya adalah ukm teater. Beberapa bulan setelah saya bergabung di UKM dan ikut berproses bersama teman-teman, munculah gagasan dari teman-teman pengurus pada periode itu untuk mencoba melakukan study pentas atau pentas tahap pertama sebelum dapat melakukan pentas produksi, dalam pementasan ini dari teman-teman pengurus mengangkat naskah berjudul "BLOKENG". Naskah ciptaan Ahmad Tohari tersebut menceritakan adanya seorang perempuan tanpa suami dan kurang waras, tetapi si wanita tersebut tiba-tiba saja hamil tanpa adanya suami (hamil di luar nikah), sedangkan seluruh penduduk laki-laki yang berada di kampung tersebut sudah mempunyai istri masing-masing, maka timbulah kecurigaan dari para istri dan bapak-bapak di kampung itu tentang siapa yang menghamili blokeng wanita yang kurang waras.
        Proses produksi untuk study pentas ini hampir memakan waktu kurang lebih dua bulan, di mulai dari teman-teman anggota dan pengurus melakukan workshop keteateran bersama teater dari fakultas fikes unsoed, pasca workshop tersebut lanjutlah kami melakukan perekrutan open recruitment untuk kepanitian study pentas dan open casting untuk yang nantinya akan menjadi aktor di  study pentas "MBUH". Kesempatan itu saya mencoba ikut casting untuk beberapa tokoh, tetapi saat pengumuman saya ternyata terpilih untuk memerankan tokoh bernama Karsun, dengan perwatakan yang sedikit pemarah dan kurang sabaran. Selama menjalani proses untuk dapat diselenggarakan pementasan ini saya sangat bersyukur dan merasa beruntung dapat ikut berproses bersama teman-teman semua, karena saya mendapatkan pengalaman baru dan lebih melatih kepercayaan diri saya untuk dapat tampil dan berbicara dengan keadaan dilihat oleh banyak orang, itu adalah pelajaran yang sangat berharga dan berguna bagi saya untuk proses saya selanjutnya. Inilah beberapa foto saat pementasan study pentas "MBUH" dengan naskah berjudul "BLOKENG"